CERPEN PEMBANGUN JIWA

Sabtu, 05 November 2011

KU PINANG KAU DI SURGA


Suatu hari ada seorang cowok yang bernama Riko. Dia adalah cowok yang baik juga pandai. Riko pun sudah bekerja sehingga dia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Saat itu, Riko sedang menjalin percintaan dengan cewek yang bernama Rara. Rara adalah seorang gadis yang masih duduk di bangku kuliah. Mereka berdua sudah cukup lama menjalin hubungan percintaan. Tetapi ayahnya tidak merestui hubungan mereka berdua. Karena sesuatu yang menurut adat  Jawa banyak rintangan yang tidak boleh dilanggar. Padahal mereka berdua saling mencintai.
“Jangan pernah berhubungan lagi dengan cewek itu…” Ujar ayahnya.
“Ta…ta..pi yah…” jawab Riko sambil bersedih hati.
“Pokoknya jauhi cewek itu…” ayahnya menjawab dengan keras kepala.
 Riko hanya bisa berdiam diri dan bersedih merasakan sakit hati oleh perkataan yang diucapkan ayahnya.
Pagi hari mentari menyinari hati Riko yang sedang redup, dia menatap langit dan teringat perkataan ayahnya kemarin. Riko bingung mana yang harus ia pilih. Dia memikirkan sambil duduk termenung.
Sudah berbulan – bulan ayahnya menderita penyakit ginjal. Tetapi ayahnya merahasiakan penyakit yang ia derita.
Beberapa waktu kemudian ayahnya menulis sesuatu di sebuah lembaran.
Untuk anakku tersayang!
“Riko, sebelum ayah pergi untuk selama – lamanya, ayah pesan kepadamu. Jauhilah cewek itu karena ayah sayang kamu. Dan jagalah ibu dan adik kamu sebaik mungkin. Sebenarnya ayah menderita penyakit ini sudah lama, tapi ayah tidak ingin merepotkan kalian semua. Jadilah anak yang berbakti kepada orang tua.”


 


Ayah
Beberapa hari kemudian Riko menemukan surat itu dibawah kasur ayahnya, setelah ayahnya pergi untuk selama – lamanya. Kemudian surat itu dibaca oleh Riko. Saat Riko membaca surat tersebut, Riko menangis dan merasa bersalah kepada ayahnya.
Suatu hari Riko memberanikan diri untuk berterus terang kepada Rara, entah apa yang akan terjadi nanti. Riko menghampiri Rara.
“Rara… aku mau bicara kepadamu!” Tanya Riko.
“Tentang apa?” Jawab Rara.
“Tapi… kamu harus janji, jangan marah dan membenciku ya…!!!” Tanya Riko.
“Sebenarnya ada apa sih….?” Kenapa kamu jadi kaya’ gini…!!!” Jawab Rara.
 Riko bingung harus cerita kepada Rara.
“Riko… kamu mau bicara apa?”  Riko terkejut mendengar ucapan Rara barusan.
“Maaf Rara… sebaiknya hubungan kita cukup sampai disini.” Jelas Riko.
“Apa maksud kamu? Apakah kamu sudah punya cewek baru?” ucap Rara dengan nada yang keras.
“Bukan itu maksudku Rara…!!! Jangan salah pengertian dulu, aku akan jelasin kenapa aku berbicara seperti ini…!!” jawab Riko dengan nada halus.
Rara tidak menghiraukan ucapan Riko, dia menangis dan marah – marah kepada Riko.
“Rara… hubungan kita ini tidak sejalan, ayahku tidak menyetujui hubungan kita. Karena jarak kita berlawanan. Aku mohon kamu bisa ngerti’in perasaanku. Ra… aku juga sayang sama kamu, tapi percuma saja kalau cinta kita tidak direstui. Pasti semua akan sia – sia.” Jelas Riko.
“Sebenarnya aku tidak sanggup untuk lalui jalan ini tanpa kamu, tapi… kalau kamu menginginkan seperti itu, dengan berat hati akan kuturuti kemauanmu.” Rara sedih dan menangis tersedu – sedu, Riko pun tidak tega melihatnya.
Riko merasa bersalah karena dia telah melukai perasaan Rara.
“Walaupun cinta kita tak direstui, tapi yakinlah cinta ini akan terus mengalir untukmu Ra…” ucap Riko dengan nada tersendat – sendat.
“Iya Riko… aku ngerti, ya sudah aku mau pulang.” Jawab Rara sambil menangis.
Setelah sampai di rumah, Rara masuk kamar dan bersedih hati. Iapun menulis sebuah puisi


Begitu indah bila ku ingat
Saat manis perjalanan cinta
 Tapi begitu pedih bila ku ingat
Akhirnya perpisahan yang kau pinta
Pengorbananku yang sia – sia
Kenapa ini berakhir di akhir cerita?
Akan ku bakar semua tentangmu
Aku benci semua
Berhari – hari tidak ada kabar dari Rara. Merekapun juga tidak pernah berkomunikasi lagi. Riko yang merasa bersalah banget kepada Rara. Sampai – sampai begitu besarkah kebencian Rara kepada Riko. Kemudian Riko melanjutkan pekerjaanya lagi. Hingga akhirnya Riko melupakan sosok Rara.
Beberapa bulan kemudian, Riko pun tiba – tiba teringat oleh sosok Rara. Tetapi Riko pun tetap menjaga pesan ayahnya sebelum meninggal. Akhirnya sampai sekarang, Riko belum bisa menemukan pengganti Rara. Hingga akhirnya Riko menanti dan terus menanti seseorang yang menurut ayahnya lebih baik dari sosok Rara.
Seiring berjalannya waktu, musim pun berganti. Namun cinta Riko kepada Rara tak dapat kandas ditelan sang waktu. Karena terlalu memikirkan Rara akhirnya Riko pun jatuh sakit. Penyakitnya semakin parah ketika mendengar Rara telah dilamar orang lain. Hingga akhirnya Riko pun menyusul ayahnya. Sebelum meninggal Riko sempat menulis surat untuk Rara. Rara membaca surat Riko dengan berlinangan air mata.

Untuk kekasihku Rara
Mungkin, beribu maaf yang aku ucapkan tak sanggup menghapus segala luka hatimu. Tapi percayalah, dihatiku hanya terukir namamu. Jika memang cinta kita tak dapat dipersatukan didunia. Aku harap Tuhan akan menyatukan cinta kita di surga.


Riko

0 komentar:

Posting Komentar